Universitas Katolik Parahyangan
Mahitala

2022
Deskripsi
Mahitala (Mahasiswa Parahyangan Pencinta Alam) merupakan unit kegiatan mahasiswa di bawah naungan Universitas Katolik Parahyangan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Mahitala berdiri pada tanggal 8 April 1974. Sebagai organisasi pencinta alam, Mahitala menjadikan alam sebagai salah satu media pembelajarannya agar para anggotanya lebih mengerti dan pada akhirnya dapat menghayati dan menyayangi alam. Mahitala memiliki 6 cabang kegiatan outdoor yaitu mountaineering, climbing, diving, caving, rafting, dan pengamatan masyarakat tradisional. Selain kegiatan outdoor, Mahitala sering mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti tanggap bencana.
Jadwal
Tentatif
Contact
@mahitalaunpar
mahitala (app android)
www.mahitala.id
@mahitalaunpar
Prestasi
Ekspedisi Women's of Indonesia Seven Summit Expeditions Mahitala UNPAR (2018)
Ekspedisi Selam Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat (2016)
Ekspedisi Arus Deras Sungai Manna, Bengkulu Selatan (2016)
Ekspedisi Pengamatan Masyarakat Tradisional Suku Noa Ulu, Pulau Seram, Maluku (2016)
Wissemu (women of indonesia) 7 summit 2014-2018
Ekspedisi Caving, Pencarian Karst Moskona, Papua Barat, Kabupaten Pegunungan Arfak dan Teluk Bintuni Tahun 2013-2014 (Pendataan gua-gua baru di Papua Barat)
Issemu (pendakian 7 puncak gunung tertinggi (laki-laki)) 2010-2011
Ekspedisi Sudirman (2009), mencapai 5 puncak. Salah satunya yang sudah bernama idenberg, 4 puncak lain yang belum bernama. Diberi nama Merah putih, Garuda, Mahitala, dan Unpar
Ekspedisi Lariang, rafting (2000) pengarungan pertama sungai lariang dengan level grade 5+
Ekspedisi Celebes (1993), berupa pemanjatan tebing Tinoring, Tana Toraja, penelusuran gua-gua karst di Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan dan penyelaman di Kepulauan Togian, Teluk Tomini, Sulawesi Tengah
Ekspedisi Karst Mangkalihat, berupa eksplorasi dan pemetaan gua-gua di Kalimantan Timur (1988)
Ekspedisi maoke irian Jaya 1983 ekspedisi pertama di mahitala, melakukan eksplorasi di daerah maoke dan salah satunya pemanjatan pertama di tebing trikora setinggi 1 km, penelusuran dan pemetaan gua, pengamatan flora-fauna, dan geologi, serta program kemasyarakatan di Lembah Baliem (1983)